Rabu, 16 Oktober 2013


Dongeng Motivasi - Emas dan Ular


Kisah motivasi kali ini akan mengisahkan sebuah dongeng 


motivasi tentang seorang petani miskin. Impiannya ingin 


menjadi orang yang kaya. Dapatkah impian itu terkabul?



 Dapatkah ia mengambil kesempatan yang terbentang di



 hadapannya?



Dongeng:

Dahulu hiduplah seorang petani miskin yang setiap harinya



 mesti berjuang keras untuk mensejahterakan kehidupannya



. Namun meskipun ia terus bekerja dan berhati-hati dalam 



melakukan pengeluaran, tetap saja ia tak mampu 



menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, selalu saja pas-



pasan.



Suatu malam, dalam tidurnya si petani bermimpi sebuah 



suara berkata padanya: "Jika ada sesuatu di dunia ini yang 



begitu sulit untuk kamu dapatkan, maka suatu waktu hal itu 



akan muncul begitu saja di hadapanmu." Dan petani inipun 



terbangun dari tidurnya. Dia kemudian berharap bahwa di 



salah satu pagi ketika ia bangun, harta yang berlimpah akan 



berhamburan di rumahnya sendiri. Dengan begini, tidak 



diragukan lagi bahwa kekayaan itu memang dimaksudkan 



untuknya.

Beberapa hari berlalu, ketika ia sedang dalam perjalanan, 



bajunya tersangkut pada semak-semak berduri yang 



tumbuh 



di sekitar ladang, Tak ingin kejadian yang sama terulang, 



dia 



pun bermaksud membabat habis semak belukar itu. Namun 



ketika ia mencabut akar dari semak itu, di bawahnya si 



petani menemukan sebuah kendi. Dibukanya tutup kendi itu, 



dan alangkah kagetnya si petani ketika mengetahui bahwa 



di 



dalam berisi begitu banyak kepingan emas. Pada mulanya 



hati petani miskin ini berteriak girang, namun setelah 



beberapa menit berpikir, ia kemudian berkata: "Oh, aku 



memang ingin sekali menjadi kaya. Tapi aku telah meminta 



agar harta itu muncul di gubuk kecilku, akan tetapi aku 



justru menemukannya di ladang ini. Oleh karenanya aku 



takkan mengambil kendi ini berisi emas. Kendi ini tidak 



ditakdirkan untukku."



Lalu petani itu pun meninggalkan kendi di tempat ia 



menemukannya dan kembali berjalan pulang. Sesampainya 



di rumah ia pun menceritakan penemuannya kepada 



istrinya. 



Tak pelak istrinya marah besar atas kebodohan sang suami 



yang meninggalkan harta tersebut begitu saja di ladang. 



Dan 



ketika si petani tidur, istrinya pun pergi ke rumah tetangga 



dan mengatakan segalanya. "Suamiku yang begitu 



bodohnya 



justru meninggalkan harta itu di ladang dan bukan 



membawanya pulang. Pergi dan ambillah harta itu untukmu 



dan bagilah denganku."



Tetangga itu pun sangat senang dengan saran ini, dan tak 



menunggu lama ia pun menuju ke tempat yang dimaksud 



oleh istri petani. Disibaknya semak-semak belukar, dan ia 



memang menemukan kendi itu masih berada disana. 



Diangkatnya dan ditengoknya ke dalam kendi itu. Namun 



alangkah panik dan marahnya ia ketika melihat bahwa kendi 



itu ternyata tidak berisikan kepingan emas seperti yang 



diceritakan oleh istri petani melainkan penuh dengan ular 



berbisa.





"Perempuan licik. Dia pasti hendak menjebakku. Dia 


berharap aku memasukkan tanganku ke dalam hingga aku 



digigit dan mati keracunan oleh bisa ular." pikirnya marah.


Jadi iapun kembali menutup kendi itu dan membawanya 


pulang. Dan pada saat tengah malam tiba, dengan diam-



diam ia mendatangi rumah petani miskin tetangganya. Dia 



melihat sebuah jendela yang terbuka. Dengan sigap 



dipanjatinya. Dikeluarkannya ular-ular berbisa itu dari dalam 



kendi, dan iapun kembali pulang.




Ketika fajar tiba, petani miskin tersebut bangun untuk 


memulai hari. Ketika ia berjalan ke dapur untuk mengambil 



segelas air, dilihatnya setumpuk koin emas berhamburan di 



bawah jendela rumahnya. Dalam hati ia mengucap rasa 



syukur sembari berkata: "Akhirnya aku bisa menerima 



kekayaan ini, mengetahui bahwa mereka pasti ditujukan 



untukku, karena mereka muncul di rumahku sendiri, seperti 



yang aku harapkan!"



***

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari cerita dongeng 



diatas?

Tentu saja bukan tentang mimpi si petani dimana harta itu 


tiba-tiba akan datang dengan sendirinya.



Tidak bukan itu.



Tapi pelajaran tentang bagaimana kita sebagai manusia 



haruslah pandai-pandai dalam melihat dan mencermati 



sebuah kesempatan yang ada. Dalam mengambil suatu 



kesempatan kita harus menelaah dengan cermat, jangan 



sampai apa yang kita ambil itu merupakan hak milik orang 



lain. Seperti misalnya si petani miskin yang menolak 



mengambil kendi berisi emas saat ia menemukannya di 



ladang. Dia dapat melihat itu memang merupakan sebuah 



kesempatan, tapi dia merasa kesempatan itu memang 



belum 



diperuntukkan untuknya. Emas itu ditemukannya di ladang, 



jadi bisa saja emas itu milik orang lain.



Memang ada sebuah pepatah 'siapa cepat dia yang dapat', 



tapi apakah anda bisa hidup bahagia dengan bersenang-



senang di atas derita orang lain?

Namun pada saat kesempatan itu telah datang, dan anda 



yakin kesempatan itu memang diperuntukkan untuk anda, 



maka jangan tunggu lagi. Segera raihlah kesempatan itu.

Oleh karenanya, selalu bukalah mata anda. Tengoklah 



sekeliling anda, kesempatan itu mungkin kini ada di depan 



anda hanya saja anda kurang melihatnya.



from : facebook 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar