Dongeng Motivasi - Emas dan Ular
Kisah motivasi kali ini akan mengisahkan sebuah dongeng
motivasi tentang seorang petani miskin. Impiannya ingin
menjadi orang yang kaya. Dapatkah impian itu terkabul?
Dapatkah ia mengambil kesempatan yang terbentang di
hadapannya?
Dongeng:
Dahulu hiduplah seorang petani miskin yang setiap harinya
mesti berjuang keras untuk mensejahterakan kehidupannya
. Namun meskipun ia terus bekerja dan berhati-hati dalam
melakukan pengeluaran, tetap saja ia tak mampu
menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, selalu saja pas-
pasan.
Suatu malam, dalam tidurnya si petani bermimpi sebuah
suara berkata padanya: "Jika ada sesuatu di dunia ini yang
begitu sulit untuk kamu dapatkan, maka suatu waktu hal itu
akan muncul begitu saja di hadapanmu." Dan petani inipun
terbangun dari tidurnya. Dia kemudian berharap bahwa di
salah satu pagi ketika ia bangun, harta yang berlimpah akan
berhamburan di rumahnya sendiri. Dengan begini, tidak
diragukan lagi bahwa kekayaan itu memang dimaksudkan
untuknya.
Beberapa hari berlalu, ketika ia sedang dalam perjalanan,
bajunya tersangkut pada semak-semak berduri yang
tumbuh
di sekitar ladang, Tak ingin kejadian yang sama terulang,
dia
pun bermaksud membabat habis semak belukar itu. Namun
ketika ia mencabut akar dari semak itu, di bawahnya si
petani menemukan sebuah kendi. Dibukanya tutup kendi itu,
dan alangkah kagetnya si petani ketika mengetahui bahwa
di
dalam berisi begitu banyak kepingan emas. Pada mulanya
hati petani miskin ini berteriak girang, namun setelah
beberapa menit berpikir, ia kemudian berkata: "Oh, aku
memang ingin sekali menjadi kaya. Tapi aku telah meminta
agar harta itu muncul di gubuk kecilku, akan tetapi aku
justru menemukannya di ladang ini. Oleh karenanya aku
takkan mengambil kendi ini berisi emas. Kendi ini tidak
ditakdirkan untukku."
Lalu petani itu pun meninggalkan kendi di tempat ia
menemukannya dan kembali berjalan pulang. Sesampainya
di rumah ia pun menceritakan penemuannya kepada
istrinya.
Tak pelak istrinya marah besar atas kebodohan sang suami
yang meninggalkan harta tersebut begitu saja di ladang.
Dan
ketika si petani tidur, istrinya pun pergi ke rumah tetangga
dan mengatakan segalanya. "Suamiku yang begitu
bodohnya
justru meninggalkan harta itu di ladang dan bukan
membawanya pulang. Pergi dan ambillah harta itu untukmu
dan bagilah denganku."
Tetangga itu pun sangat senang dengan saran ini, dan tak
menunggu lama ia pun menuju ke tempat yang dimaksud
oleh istri petani. Disibaknya semak-semak belukar, dan ia
memang menemukan kendi itu masih berada disana.
Diangkatnya dan ditengoknya ke dalam kendi itu. Namun
alangkah panik dan marahnya ia ketika melihat bahwa kendi
itu ternyata tidak berisikan kepingan emas seperti yang
diceritakan oleh istri petani melainkan penuh dengan ular
berbisa.
"Perempuan licik. Dia pasti hendak menjebakku. Dia
berharap aku memasukkan tanganku ke dalam hingga aku
digigit dan mati keracunan oleh bisa ular." pikirnya marah.
Jadi iapun kembali menutup kendi itu dan membawanya
pulang. Dan pada saat tengah malam tiba, dengan diam-
diam ia mendatangi rumah petani miskin tetangganya. Dia
melihat sebuah jendela yang terbuka. Dengan sigap
dipanjatinya. Dikeluarkannya ular-ular berbisa itu dari dalam
kendi, dan iapun kembali pulang.
Ketika fajar tiba, petani miskin tersebut bangun untuk
memulai hari. Ketika ia berjalan ke dapur untuk mengambil
segelas air, dilihatnya setumpuk koin emas berhamburan di
bawah jendela rumahnya. Dalam hati ia mengucap rasa
syukur sembari berkata: "Akhirnya aku bisa menerima
kekayaan ini, mengetahui bahwa mereka pasti ditujukan
untukku, karena mereka muncul di rumahku sendiri, seperti
yang aku harapkan!"
***
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari cerita dongeng
diatas?
Tentu saja bukan tentang mimpi si petani dimana harta itu
tiba-tiba akan datang dengan sendirinya.
Tidak bukan itu.
Tapi pelajaran tentang bagaimana kita sebagai manusia
haruslah pandai-pandai dalam melihat dan mencermati
sebuah kesempatan yang ada. Dalam mengambil suatu
kesempatan kita harus menelaah dengan cermat, jangan
sampai apa yang kita ambil itu merupakan hak milik orang
lain. Seperti misalnya si petani miskin yang menolak
mengambil kendi berisi emas saat ia menemukannya di
ladang. Dia dapat melihat itu memang merupakan sebuah
kesempatan, tapi dia merasa kesempatan itu memang
belum
diperuntukkan untuknya. Emas itu ditemukannya di ladang,
jadi bisa saja emas itu milik orang lain.
Memang ada sebuah pepatah 'siapa cepat dia yang dapat',
tapi apakah anda bisa hidup bahagia dengan bersenang-
senang di atas derita orang lain?
Namun pada saat kesempatan itu telah datang, dan anda
yakin kesempatan itu memang diperuntukkan untuk anda,
maka jangan tunggu lagi. Segera raihlah kesempatan itu.
Oleh karenanya, selalu bukalah mata anda. Tengoklah
sekeliling anda, kesempatan itu mungkin kini ada di depan
anda hanya saja anda kurang melihatnya.
from : facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar